Ketika satu pesan mengusik rindu..
“Selamat
Berbuka Puasa”
Odit
Sore itu, sekitar jam 5 lebih setengah jam. Dimana itu adalah waktu
ketika beberapa masyarakat sedang tersebar diseluruh kawasan arena takjil dan
sekitarnya.
Tapi bukan Ulan salah satunya. Mungkin dia hanya seorang gadis
yang dirumah saat
itu. Ketika dia baru saja
selesai berbakti kepada ibunya, dengan membantu walaupun hanya menyajikan beberapa
gelas teh manis hangat.
Detik detik menanti adzan maghrib kala itu.
Bzzz bzzz
1 pesan baru diterima
Begitu Ulan melihatnya, waktu seperti berhenti seketika untuk
beberapa detik..
Odit?
Rasanya Ulan seperti berfikir dan mencoba untuk tidak mengingatnya
masa itu.
Sekilas sekedar memastikan apakah memang orang yang sama? Ulan
sempat membuka foto profil sebelum membuka pesannya.
Iya benar. Dia Odit.
“Selamat berbuka puasa” disertai dengan emoticon berupa setengah
manusia menepukan kedua tangannya.
Jangankan untuk langsung membalasnya, seperti masih tidak
diyakinkan dengan pikirannya sendiri Ulan pun memalingkan dari layar handphone.
Rasanya terlalu banyak pertanyaan untuk meyakinkan pikiran Ulan sendiri.
Pertanyaan yang tidak seharusnya menyambungkan dengan kondisi masa itu. Masa dimana
Odit tak bisa menerima Ulan karena sesuatu..
“ salah kirim ?” hanya itu yang jelas di pikiran Ulan. Tapi tak
sengaja itu pula yang terkirim untuk membalas pesan Odit itu.
Selebihnya seperti tidak ada hal yang penting untuk dibicarakan
antara Ulan maupun Odit. Semua terjadi begitu saja sampai pada akhirnya
percakapan mereka terhenti pun.. ya begitu saja.
Tapi itu terjadi bukan hanya karena waktu yang mewajibkan kita
untuk melakukan hal yang lebih berfaedah di bulan suci tersebut.
Lalu ?
Entah siapa yang mengakhirinya, tapi entah mengapa memulai pun
seperti enggan. Baik Ulan maupun Odit pun membiarkan waktu mengakhirinya begitu
saja. Tapi itu tidak membuat pikiran Ulan berakhir berfikir. Seperti melekat
begitu saja dalam pikirannya, “kebingungan macam apa?” ini pun Ulan tak pernah
tahu.
Kejadian Odit dan Ulan masa itu memang sedikit membekas untuk
Ulan. Tepatnya beberapa bulan yang lalu awal tahun 2017. Bukan ketika mereka
punya waktu bersama, tapi percakapan dengan Odit adalah salah satu hal yang
membuat Ulan tahan dengan ke’sotoy’annya, tahan dengan perdebatannya. Rasanya masa
itu selalu punya topik yang menggelitik, tidak hanya sekedar memperbanyak
mempertanyakan hal sehari hari yang membosankan. Sepertinya Ulan dan Odit sudah
tak memilikinya lagi, topik pembicaraan yang membuat mereka bertahan satu sama
lain.
Dan
Sepertinya Ulan Rindu..
Komentar
Posting Komentar