ketika ku mulai bisa menerima, bahwa aku seorang ibu..
14.15 4 januari 2023
hampir mau 4 bulan sudah aku menjalani multiperan. dimana sekarang aku sudah memiliki buah hati yang akan selalu menjadi kewajibanku untuk kehidupannya. sudah lama ingin ku ceritakan proses dia hadir hingga saat ini. sampai akhirnya baru bisa kusampaikan ketika dia sudah tidur setelah diayunkan.
resmi sudah aku menjabat menjadi seorang ibu. tak ada jeda dari waktu pernikahanku hingga kehamilanku hingga ku tak punya cukup banyak persiapan bagaimana menjadi ibu yang baik. awalku menyambut buah hatiku ada merasa haru bahagia tapi rasa bersalah juga. anakku tak bisa langsung merasakan hangatnya dadaku karena harus segera diberikan pertolongan pertama. maafkan ibun ya nak kamu harus melalui hal ini. kamu anak hebat. aku pulang terlebih dahulu dibanding anakku rasanya jiwaku tak ikut pulang. tapi mungkin ini cara Tuhan ingin aku pulihkan fisikku terlebih dahulu pasca operasi sebelum bisa sepenuhnya menyambut anakku dirumah.
anakku tiba..
perjalananku sebagai ibu dimulai dari tepatnya 3hari setelah anakku dirumah sakit. alhamdulillah anakku sehat setelah menjalani beberapa tes yg harus dijalani. memang aku tidak sendiri, tentu saja dengan seorang ibu yang lebih senior lagi. siapa lagi kalo bukan ibuku dan dibantu juga dengan ibu mertuaku. ujianku dimulai dari masa menyusui. sangat butuh perjuangan ketika anakku pertama kali mengenal hanya dari botol dot bukan dari ibunya. pernah suatu hari dia mau dbf seharian tapi keesokannya suhu badannya tinggi, ternyata ASI ku tidak sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan makanannya. akhirnya aku melanjutkan formula yang sudah dimulai dari awal dia lahir. tapi aku masih berusaha selama 40hari penuh untuk memberikan ASI melalui diperah. dari situ terlihat ternyata memang ASI ku tidak sebanyak itu. tidak sampai disitu saja, aku tidak sengaja memberhentikan ASI ku sendiri karena menggunakan suntik KB. sekali lagi maafkan ibun ya nak.
hingga waktunya tiba. aku tak bisa selamanya mengandalkan kedua ibukku akan selalu menemaniku setiap hari untuk menjaga anakku, karena beliaupun masih ada keluarga yg menjadi kewajibannya dirumah. awalnya aku merasa mulai harus mengerjakan semua ini sendirian, rasanya aku masih belum terima. menurutku kedua ibukku harus ada waktu untuk cucunya. sedih, nangis, hingga marah dengan suamipun sudah tak terbendung lagi rasanya. bukan karena aku masih merasakan sakit pasca operasi, tapi keegoisanku yg masih membelenggu bahkan ketika anakku sudah mulai menangis membutuhkanku. katanya ketika anakku mulai gelisah, itu adalah merasakan perasaan yang dirasakan oleh ibunya. ya walaupun tidak genap dua bulan aku menyusui anakku, darahku sudah ada bersama anakku yg bisa merasakan perasaanku. rasanya kusut tidak karuan, seperti tidak tau hidupku harus mulai ku atur darimana. tapi ketika senyuman anakku yang selalu menatapku itu selalu hangat, aku mulai merasa harus menerima bahwa peranku sekarang adalah menjadi seorang
ibu..
pelan pelan ketika aku sudah mulai mengetahui cara menghandle anakku, mengenal jadwal anakku, dan melakukan sesuatu ketika anakku tidur. aku pun akhirnya mulai merelakan waktu tidurku, nontonku, main gameku dan melakukan peranku sebagai ibu untuk anakku, ibu rumah tangga, dan pasangan untuk suamiku. tidak mudah rasanya bisa sampai di titik ini, dan tidak akan sesempurna itu pula aku menjalaninya. ketika aku mulai merasa lelah aku akan memanggil ibuku, ketika aku tidak ada waktu untuk belanja buat memasak aku akan beli makanan jadi, dan ketika aku ingin menghibur diriku dengan menonton atau main game aku akan ambil waktu tidurku. betul sekali seorang ibu tetaplah manusia yang masih ingin memiliki waktunya sendiri untuk dirinya sendiri. terdengar egois memang, tapi jika kebahagiaan ibu yg sesederhana itu saja tidak bisa didapatkan, bagaimana seorang ibu bisa membahagiakan anaknya ataupun suaminya? karena pada dasarnya diri kita harus bahagia jika ingin membahagiakan orang lain kan.
jadi, seorang ibu juga masih manusia kan..
Komentar
Posting Komentar